Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
 
« September 2008 »
S M T W T F S
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30

My Blog
Sunday, 14 September 2008
kerudung gaul
Mood:  sharp
Now Playing: My Song
Topic: oooops read this

Bagi mereka yang merasa harus tampil modis dan trendi, tren kerudung gaul jadi semacam bentuk penyaluran dari seleranya. Maksudnya ingin mengenakan simbol islami, tapi juga nggak mau meninggalkan mode yang sedang ‘in’ saat ini. Akibatnya, dalam masalah kerudung saja mesti ada aturan main yang dibuatnya sendiri.

 

Jilbab bermakna milhâfah (baju kurung atau semacam abaya yang longgar dan tidak tipis), kain (kisâ’) apa saja yang dapat menutupi, atau pakaian (tsawb) yang dapat menutupi seluruh bagian tubuh. Di dalam kamus al-Muhîth dinyatakan demikian: Jilbab itu laksana sirdâb (terowongan) atau sinmâr (lorong), yakni baju atau pakaian yang longgar bagi wanita selain baju kurung atau kain apa saja yang dapat menutupi pakaian kesehariannya seperti halnya baju kurung.

Ada juga keterangan dalam kamus ash-Shahhâh, al-Jawhârî menyatakan: Jilbab adalah kain panjang dan longgar (milhâfah) yang sering disebut mulâ’ah (baju kurung). Mudah-mudahan setelah ini nggak kebalik-balik lagi ketika membedakan antara jilbab dan kerudung. Yang dimaksud pakaian muslimah dan sesuai syariat Islam, adalah jilbab plus kerudungnya.

Busana, menurut Kefgen dan Touchie-Specht, mempunyai fungsi: diferensiasi perilaku dan emosi. Dengan busana, membedakan diri (dan kelompoknya) dari orang, kelompok, atau golongan lain. Kalo ada orang yang pake tanda “salib”, kamu udah langsung bisa nebak, kalo orang tersebut agamanya Nasrani. Begitu juga ketika kamu ngelihat di televisi ada orang yang pake topi yarmelke, kamu bisa langsung menyimpulkan kalo orang itu adalah Yahudi. Begitupun ketika kamu menyaksikan ada orang yang pake baju koko, sarung, berpeci, dan masuk mesjid, segera saja kamu menyimpulkan kalo orang itu adalah muslim. Paling nggak ini sebagai identifikasi awal. Dan tentunya simbol-simbol itu sudah disepakati bersama.

Busana muslimah, jilbab, adalah juga simbol identitas. Simbol pembeda antara yang benar dan salah. Memakai busana muslimah sekaligus merupakan simbol mental baja pemakainya. Gimana nggak, dalam kondisi masyarakat yang rusak binti amburadul ini masih ada orang yang berani tampil dan bangga dengan jilbab. Maklum saja, jaman sekarang ini jaman amburadul, utamanya kaum wanita dalam soal busana.



Posted by ananta-saktiko at 10:07 PM
Post Comment | Permalink | Share This Post

View Latest Entries